Selasa, 09 Februari 2010
Selasa, 22 Desember 2009
ROUTING STATIC
Host A
PC>ipconfig
IP Address......................: 10.1.4.2
Subnet Mask.....................: 255.0.0.0
Default Gateway.................: 10.1.4.1
Host B
PC>ipconfig
IP Address......................: 10.1.9.2
Subnet Mask.....................: 255.0.0.0
Default Gateway.................: 0.0.0.0
Host A ke Router A
PC>ping 10.1.4.1
Pinging 10.1.4.1 with 32 bytes of data:
Reply from 10.1.4.1: bytes=32 time=139ms TTL=252
Reply from 10.1.4.1: bytes=32 time=119ms TTL=253
Reply from 10.1.4.1: bytes=32 time=177ms TTL=251
Reply from 10.1.4.1: bytes=32 time=155ms TTL=252
Ping statistics for 10.1.4.1:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 119ms, Maximum = 177ms, Average = 147ms
Host A ke Router B
PC>ping 10.1.5.2
Pinging 10.1.5.2 with 32 bytes of data:
Reply from 10.1.5.2: bytes=32 time=85ms TTL=254
Request timed out.
Reply from 10.1.5.2: bytes=32 time=133ms TTL=254
Reply from 10.1.5.2: bytes=32 time=125ms TTL=253
Ping statistics for 10.1.5.2:
Packets: Sent = 4, Received = 3, Lost = 1 (25% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 85ms, Maximum = 133ms, Average = 114ms
Host A ke Router C
PC>ping 10.1.7.2
Pinging 10.1.7.2 with 32 bytes of data:
Reply from 10.1.7.2: bytes=32 time=136ms TTL=253
Reply from 10.1.7.2: bytes=32 time=114ms TTL=254
Request timed out.
Reply from 10.1.7.2: bytes=32 time=113ms TTL=254
Ping statistics for 10.1.7.2:
Packets: Sent = 4, Received = 3, Lost = 1 (25% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 113ms, Maximum = 136ms, Average = 121ms
Host A ke Router D
PC>ping 10.1.8.2
Pinging 10.1.8.2 with 32 bytes of data:
Reply from 10.1.8.2: bytes=32 time=94ms TTL=255
Reply from 10.1.8.2: bytes=32 time=45ms TTL=255
Reply from 10.1.8.2: bytes=32 time=33ms TTL=255
Reply from 10.1.8.2: bytes=32 time=40ms TTL=255
Ping statistics for 10.1.8.2:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 33ms, Maximum = 94ms, Average = 53ms
Host A ke Host B
PC>ping 10.1.9.2
Pinging 10.1.9.2 with 32 bytes of data:
Reply from 10.1.9.2: bytes=32 time=207ms TTL=123
Reply from 10.1.9.2: bytes=32 time=192ms TTL=124
Reply from 10.1.9.2: bytes=32 time=190ms TTL=125
Reply from 10.1.9.2: bytes=32 time=201ms TTL=123
Ping statistics for 10.1.9.2:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 190ms, Maximum = 207ms, Average = 197ms
Router A
Router#show ip route
Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O -
N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP
i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area
* - candidate default, U - per-user static route, o - ODR
P - periodic downloaded static route
Gateway of last resort is not set
10.0.0.0/24 is subnetted, 6 subnets
C 10.1.4.0 is directly connected, FastEthernet0/0
C 10.1.5.0 is directly connected, FastEthernet1/0
S 10.1.6.0 [1/0] via 10.1.5.2
S 10.1.7.0 [1/0] via 10.1.5.2
S 10.1.8.0 [1/0] via 10.1.5.2
S 10.1.9.0 [1/0] via 10.1.5.2
Router B
Router#show ip route
Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O -
N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP
i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area
* - candidate default, U - per-user static route, o - ODR
P - periodic downloaded static route
Gateway of last resort is not set
10.0.0.0/24 is subnetted, 6 subnets
S 10.1.4.0 [1/0] via 10.1.5.1
C 10.1.5.0 is directly connected, FastEthernet0/0
C 10.1.6.0 is directly connected, FastEthernet2/0
C 10.1.7.0 is directly connected, FastEthernet1/0
S 10.1.8.0 [1/0] via 10.1.7.2
[1/0] via 10.1.6.2
S 10.1.9.0 [1/0] via 10.1.7.2
[1/0] via 10.1.6.2
Router C
Router#show ip route
Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O -
N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP
i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area
* - candidate default, U - per-user static route, o - ODR
P - periodic downloaded static route
Gateway of last resort is not set
10.0.0.0/24 is subnetted, 6 subnets
S 10.1.4.0 [1/0] via 10.1.7.1
[1/0] via 10.1.8.2
S 10.1.5.0 [1/0] via 10.1.7.1
[1/0] via 10.1.8.2
S 10.1.6.0 [1/0] via 10.1.7.1
[1/0] via 10.1.8.2
C 10.1.7.0 is directly connected, FastEthernet0/0
C 10.1.8.0 is directly connected, FastEthernet1/0
S 10.1.9.0 [1/0] via 10.1.7.1
[1/0] via 10.1.8.2
Router D
Router#show ip route
Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O -
N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP
i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area
* - candidate default, U - per-user static route, o - ODR
P - periodic downloaded static route
Gateway of last resort is not set
10.0.0.0/24 is subnetted, 6 subnets
S 10.1.4.0 [1/0] via 10.1.8.1
[1/0] via 10.1.6.1
S 10.1.5.0 [1/0] via 10.1.8.1
[1/0] via 10.1.6.1
C 10.1.6.0 is directly connected, FastEthernet1/0
S 10.1.7.0 [1/0] via 10.1.8.1
[1/0] via 10.1.6.1
C 10.1.8.0 is directly connected, FastEthernet0/0
C 10.1.9.0 is directly connected, FastEthernet2/0
Analisa Host A ke Host B
PC>tracert 10.1.9.2
Tracing route to 10.1.9.2 over a maximum of 30 hops:
1 55 ms 42 ms 34 ms 10.1.4.1
2 82 ms 88 ms 71 ms 10.1.5.2
3 127 ms * 116 ms 10.1.7.2
4 156 ms 122 ms 196 ms 10.1.9.2
Trace complete.
Analisa Host B ke Host A
PC>tracert 10.1.4.2
Tracing route to 10.1.4.2 over a maximum of 30 hops:
1 50 ms 37 ms 45 ms 10.1.9.1
2 123 ms 100 ms 88 ms 10.1.7.2
3 132 ms 91 ms 147 ms 10.1.5.1
4 165 ms 177 ms 127 ms 10.1.6.1
Trace complete.
Kesimpulan
Bahwa Mahasiswa mampu untuk membuat jaringan yang letaknya saling berjauhan sehingga harus mamakai router yg banyak dan membuat alternative router apabila salah 1 router mengalami gangguan sehingga tidak membuat router terganggu ataupun terputus.
Rabu, 14 Oktober 2009
3G
Sejarah
Pada dasarnya perkembangan teknologi komunikasi ini disebabkan oleh keinginan untuk selalu memperbaiki kinerja, kemampuan dan efisiensi dari teknologi generasi sebelumnya. Ada pun perkembangan teknologi nirkabel dapat dirangkum sebagai berikut:
- Generasi pertama: analog, kecepatan rendah (low-speed), cukup untuk suara. Contoh: NMT (Nordic Mobile Telephone) dan AMPS (Analog Mobile Phone System)
- Generasi kedua: digital, kecepatan rendah - menengah. Contoh: GSM dan CDMA2000 1xRTT
- Generasi ketiga: digital, kecepatan tinggi (high-speed), untuk pita lebar (broadband). Contoh: W-CDMA (atau dikenal juga dengan UMTS) dan CDMA2000 1xEV-DO.
Antara generasi kedua dan generasi ke-3, sering disisipkan Generasi 2,5, yaitu digital, kecepatan menengah. Penggabungan layanan telpon seluler dengan GPRS (General Packet Radio Service) menghasilkan generasi baru yang disebut 2,5G. GPRS dapat menyediakan data dari 56 kbit/s sampai 115 kbit/s, sehingga dapat dipakai untuk akses WAP (Wireless Application Protocol), MMS (Multimedia Messaging Service) dan layanan internet seperti e-mail, serta akses WWW (World Wide Web). Pembayaran pada sirkuit tradisional menggunakan hitungan waktu, sedangkan transfer melalui GPRS dihitung per megabyte.
Antara generasi 2,5Gdan generasi ke-3, sering disisipkan generasi 2,75G (EDGE). EDGE diperkenalkan oleh AT&T di Amerika Serikat pada tahun 2003. Secara teknis sebetulnya EDGE telah memenuhi standar 3G yang ditetapkan oleh ITU. Teknologi ini dapat mengirimkan data lebih cepat dari 2.5G.
Cara kerja telepon genggam dari generasi ke generasi tidaklah berbeda. Cara kerjanya sederhana, misal kita cukup menekan nomor 0806346470xxx dan sinyal tersebut akan ditransmisikan melalui kabel jaringan untuk disampaikan pada [[receiver]]. Hanya bedanya, dalam 3G terdapat fitur [[video call]].
Definisi
International Telecommunication Union (ITU) pada tahun 1999 telah mengeluarkan standar yang dikenal sebagai IMT-2000 (International Mobile Telecommunications-2000) yang meliputi GSM, EDGE, UMTS, CDMA, DECT dan WiMAX, dimana 3G berada di bawah standar IMT-2000 tersebut. Secara umum, ITU, sebagaimana dikutip oleh FCC mendefinisikan 3G sebagai sebuah solusi nirkabel yang bisa memberikan kecepatan akses:
- Sebesar 144 Kbps untuk kondisi bergerak cepat.
- Sebesar 384 Kbps untuk kondisi bergerak.
- Paling sedikit sebesar 2 Mbps untuk kondisi statik atau pengguna stasioner.
Teknologi 3G
Teknologi 3G terbagi menjadi GSM dan CDMA. Teknologi 3G sering disebut dengan [[Mobile broadband]] karena keunggulannya sebagai modem untuk internet yang dapat dibawa ke mana saja.
Perkembangan teknologi 3G secara komersial dimulai pada Oktober, 2001, ketika NTTDoCoMo dari Jepang dengan teknologi W-CDMA menjual produknya untuk pertama kali secara terbatas. Kemudian disusul oleh SK Telecom, Korea Selatan pada tahun 2002 dengan teknologi 1xEV-DO, diikuti oleh KTF dari Korea Selatan dengan teknologi EV-DO. Keberhasilan layanan 3 G di kedua negara ini disebabkan oleh faktor:
- Dukungan pemerintah. Pemerintah Jepang tidak mengenakan biaya di muka (upfront fee) atas penggunaan lisensi spektrum 3G atas operator-operator di Jepang (ada tiga operator: NTT Docomo, KDDI dan Vodafone). Sedangkan pemerintah Korea Selatan, walau pun mengenakan biaya di muka, memberikan insentif dan bantuan dalam pengembangan nirkabel pita lebar (Korea Selatan adalah negara yang menggunakan Cisco Gigabit Switch Router terbanyak di dunia) sebagai bagian dalam strategi pengembangan infrastruktur.
- Kultur masyarakatnya. Layanan [[video call]], yang diramal menjadi killer application tidak terlalu banyak digunakan di kedua negara tersebut. Namun, layanan seperti download music dan akses Internet sangat digemari. Operator seperti NTT Docomo (Jepang) memberikan layanan Chaku Uta untuk download music. Sedangkan di Korea, layanan [[web presence]] seperti Cyworld yang diberikan oleh SK Tel, sangat digemari. Dengan layanan ini, pelanggan bisa mengambil foto dari handset dan langsung memuatnya ke web portal miliknya di Cyworld. Layanan ini kemudian ditiru oleh Flickr dengan handset N73.
- Keragaman layanan konten. Docomo dan SKTel tidak menggunakan WAP standar sebagai layanan konten nya. Docomo mengembangkan aplikasi browser yang disebut iMode, sedangkan SKTel mempunyai June dan Nate.
Di Eropa, dipelopori oleh British Telecom dan Telenor dengan teknologi W-CDMA pada Desember 2001. Di Amerika Serikat jaringan 3G dipelopori oleh Monet Mobile Networks dengan teknologi CDMA20001xEV-DO, diikuti oleh Verizon Wireless pada tahun 2003. Di Australia jaringan 3G komersial pertama kali diperkenalkan oleh Hutchinson Telecommunication dengan nama Three pada bulan maret 2003. Pada bulan Desember 2007 jaringan 3G telah dioperasikan di 40 negara dan 154 jaringan HSDPA telah beroperasi di 71 negara, dan 200 juta pelanggan telah terhubung melalui jaringan 3G.
Perkembangan teknologi 3G mengharuskan pengaturan spektrum secara global, melalui penyediaan pita (band) yang lebih luas. Adanya teknologi 3G sebagai hasil pengembangan teknologi generasi kedua, yaitu hasil perkembangan evolusioner, yang masih menggunakan perangkat jaringan 2G yang diperluas dan hasil perkembangan revolusioner yang memerlukan jaringan dan alokasi frekuensi yang sama sekali baru.
Perkembangan 3G
Secara evolusioner
Standar IMT-2000 menerapkan 2 macam evolusi ke 3G, yaitu: 1. dari 2G CDMA standard IS-95 (cdmaOne) ke IMT-SC (cdma2000). 2. dari 2G TDMA standars (GSM/IS-136) ke IMT-SC (EDGE).
Secara revolusioner
Ini adalah standar IMT-2000 yang memerlukan alokasi spktrum yang baru, sebagai contoh IMT-DS (W-CDMA) karena saluran yang diperlukan cukup luas (5MHz), dan TMT-TC (TD-SCDMA/UTRA TDD) ditambah dengan IMT-FT (DECT) karena memerlukan frekuensi TDD.
Kemajuan 3G
3G ke 3,5G
Secara evolusioner teknologi 3G telah dikembangkan menjadi 3.5G melalui peningkatan kecepatan transmisi data dengan teknologi berbasis HSDPA (High-Speed Downlink Packet Access). Perbandingan kecepatan transmisi data dari berbagai platform dapat dilihat dibawah ini:
Platform Kecepatan GPRS Maksimum 115 Kbps EDGE Maksimum 236 Kbps 3G Maksimum 384 Kbps 3.5G Maksimum 3,6 Mbps
3G ke 4G
Belakangan ini industri nirkabel mulai mengembangkan teknologi 4G, meskipun sebenarnya teknologi 4G ini seperti Long Term Evolution (LTE) hanya merupakan evolusi dari teknologi 3GPP dan Ultra Mobile Broadband (UMB) berasal dari 3GPP2, sehingga sulit untuk membedakan dengan jelas teknologi 3G dan 4 G. Salah satu teknologi 4G yaitu WiMax mobile standard telah diterima oleh ITU untuk ditambahkan pada IMT-2000, sehingga teknologi baru ini masih digolongkan ke dalam keluarga 3G. International Telecommunication Union (ITU) sedang mempelajari kemampuan mobile broadband yang disebut IMT-advanced yang disebut teknologi generasi keempat (4G). Diharapkan ITU segera melaksanakan penggunaan IMT-2000 (3G) dan IMT-Advanced (4G), konsekuensinya ITU harus menambah pita baik dibawah 1 GHz maupun diatas 2GHz.
HSDPA
High-Speed Downlink Packet Access
High-Speed Downlink Packet Access (HSDPA) adalah sebuah protokol telepon genggam dan kadangkala disebut sebagai teknologi 3,5G.
HSDPA fase pertama berkapasitas 4,1 Mbps. Kemudian menyusul fase 2 berkapasitas 11 Mbps dan kapasitas maksimal downlink peak data rate hingga mencapai 14 Mbit/s. Teknologi ini dikembangkan dari WCDMA sama seperti EV-DO mengembangkan CDMA2000. HSDPA memberikan jalur evolusi untuk jaringan Universal Mobile Telecommunications System (UMTS) yang memungkinkan untuk penggunaan kapasitas data yang lebih besar (sampai 14,4 Mbit/detik arah turun).
HSDPA merupakan evolusi dari standar W-CDMA dan dirancang untuk meningkatkan kecepatan transfer data 5x lebih tinggi. HSDPA memdefinisikan sebuah saluran W-CDMa yang baru, yaitu high-speed downlink shared channel (HS-DSCH) yang cara operasinya berbeda dengan saluran W-CDMA yang ada sekarang. Hingga kini penggunaan teknologi HSDPA hanya pada komunikasi arah bawah menuju telepon genggam.
Kelebihan HSDPA
Kelebihan HSDPA adalah mengurangi tertundanya pengunduhan data (delay) dan memberikan umpan balik yang lebih cepat saat pengguna menggunakan aplikasi interaktif seperti mobile office atau akses Internet kecepatan tinggi untuk penggunaan fasilitas permainan atau mengunduh audio dan video. Kelebihan lain HSDPA, meningkatkan kapasitas sistim tanpa memerlukan spektrum frekuensi tambahan. Hal ini menyebabkan berkurangnya biaya layanan mobile data secara signifikan.
GSM
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi GSM banyak diterapkan pada mobile communication, khususnya handphone. Teknologi ini memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman sinyal yang dibagi berdasarkan waktu, sehingga sinyal informasi yang dikirim akan sampai pada tujuan. GSM dijadikan standar global untuk komunikasi selular sekaligus sebagai teknologi selular yang paling banyak digunakan orang di seluruh dunia.
Sejarah dan Perkembangan GSM
GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European Telecomunication Standard Institute). Pengoperasian GSM secara komersil baru dapat dimulai pada awal kuartal terakhir 1992 karena GSM merupakan teknologi yang kompleks dan butuh pengkajian yang mendalam untuk bisa dijadikan standar. Pada September 1992, standar type approval untuk handphone disepakati dengan mempertimbangkan dan memasukkan puluhan item pengujian dalam memproduksi GSM. Pada awal pengoperasiannya, GSM telah mengantisipasi perkembangan jumlah penggunanya yang sangat pesat dan arah pelayanan per area yang tinggi, sehingga arah perkembangan teknologi GSM adalah DCS (Digital Cellular System) pada alokasi frekuensi 1800 Mhz. Dengan frekuensi tersebut, akan dicapai kapasitas pelanggan yang semakin besar per satuan sel. Selain itu, dengan luas sel yang semakin kecil akan dapat menurunkan kekuatan daya pancar handphone, sehingga bahaya radiasi yang timbul terhadap organ kepala akan dapat di kurangi. Pemakaian GSM kemudian meluas ke Asia dan Amerika, termasuk Indonesia. Indonesia awalnya menggunakan sistem telepon selular analog yang bernama AMPS (Advances Mobile Phone System) dan NMT (Nordic Mobile Telephone). Namun dengan hadir dan dijadikannnya standar sistem komunikasi selular membuat sistem analog perlahan menghilang, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di Eropa. Pengguna GSM pun semakin lama semakin bertambah. Pada akhir tahun 2005, pelanggan GSM di dunia telah mencapai 1,5 triliun pelanggan. Akhirnya GSM tumbuh dan berkembang sebagai sistem telekomunikasi seluler yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. (Mela Dewinta 0606094516) .
Spesifikasi Teknis GSM
Di Eropa, pada awalnya GSM di desain untuk beroperasi pada frekuensi 900 Mhz. Pada frekuensi ini, frekuensi uplinksnya digunakan frekuensi 890–915 MHz , sedangkan frekuensi downlinksnya menggunakan frekuensi 935–960 MHz. Bandwith yang digunakan adalah 25 Mhz (915–80 = 960–35 = 25 Mhz), dan lebar kanal sebesar 200 Khz. Dari keduanya, maka didapatkan 125 kanal, dimana 124 kanal digunakan untuk suara dan satu kanal untuk sinyal. Pada perkembangannya, jumlah kanal 124 semakin tidak mencukupi dalam pemenuhan kebutuhan yang disebabkan pesatnya pertambahan jumlah pengguna. Untuk memenuhi kebutuhan kanal yang lebih banyak, maka regulator GSM di Eropa mencoba menggunakan tambahan frekuensi untuk GSM pada band frekuensi di range 1800 Mhz dengan frekuensi 1710-1785 Mhz sebagai frekuensi uplinks dan frekuensi 1805-1880 Mhz sebagai frekuensi downlinks. GSM dengan frekuensinya yang baru ini kemudian dikenal dengan sebutan GSM 1800, dimana tersedia bandwidth sebesar 75 Mhz (1880-1805 = 1785–1710 = 75 Mhz). Dengan lebar kanal yang tetap sama yaitu 200 Khz sama, pada saat GSM pada frekuensi 900 Mhz, maka pada GSM 1800 ini akan tersedia sebanyak 375 kanal. Di Eropa, standar-standar GSM kemudian juga digunakan untuk komunikasi railway, yang kemudian dikenal dengan nama GSM-R.
Keunggulan GSM sebagai Teknologi Generasi Kedua (2G)
GSM, sebagai sistem telekomunikasi selular digital memiliki keunggulan yang jauh lebih banyak dibanding sistem analog, di antaranya:
Kapasitas sistem lebih besar, karena menggunakan teknologi digital dimana penggunaan sebuah kanal tidak hanya diperuntukkan bagi satu pengguna saja. Sehingga saat pengguna tidak mengirimkan informasi, kanal dapat digunakan oleh pengguna lain.
Sifatnya yang sebagai standar internasional memungkinkan international roaming
Dengan teknologi digital, tidak hanya mengantarkan suara, tapi memungkinkan servis lain seperti teks, gambar, dan video.
Keamanan sistem yang lebih baik
Kualitas suara lebih jernih dan peka.
CDMA
Sejarah dan Keunggulan Teknologi CDMA
- Sebagai teknologi militer CDMA sangat tahan terhadap gangguan cuaca dan interferensi, karenanya noise CDMA sangat rendah sehingga menghasilkan kualitas suara yang sangat baik. Bahkan dalam hujan yang sangat lebatpun kualitas suaranya masih dalam batas yang masih dapat ditoleransi.
- CDMA tidak dapat digandakan (dikloning) karena setiap pelanggan diberikan kode yang berbeda (unik). Kode-kode ini sangat sulit dilacak karena bersifat acak.
- Daya pancarnya yang sangat rendah (1/100 GSM) memungkinkan hand phone CDMA irit dalam mengonsumsi baterei, sehingga dapat beroperasi lebih lama untuk bicara maupun stand by.
- Kapasitas pelanggan per BTS CDMA dapat mencapai 6000 (10 kali GSM). Hal ini disebabkan CDMA lebih irit dalam pemakaian frekuensi. Semua BTS CDMA beroperasi pada frekuensi yang sama, sehingga tidak memerlukan penghitungan yang rumit dalam menyusun konfigu-rasinya. Besarnya kapasitas per BTS membuat biaya investasi yang dikeluarkan sangat rendah. Selain itu CDMA-2000 (1X) beroperasi pada spectrum frekuensi 800 MHz. Hal ini akan membuat luas coverage BTS-nya jauh lebih besar dari GSM. Sehingga hanya memerlukan lebih sedikit BTS untuk meng- cover luas yang sama jika dibandingkan dengan GSM.
- CDMA-2000 (1X) dapat me-ngirim data dengan kecepatan hingga 144 Kbps, sementara GSM 9,6 Kbps. Sehingga dapat mendukung layanan SMS, MMS, main game dan down load data melalui internet
W-lan Outdor and Indor
W-lan Outdor and Indor
- 802.11 - 2,4GHz - 2Mbps
- 802.11a - 5GHz - 54Mbps
- 802.11a 2X - 5GHz - 108Mbps
- 802.11b - 2,4GHz - 11Mbps
- 802.11g - 2,4GHz - 22Mbps
- 802.11n - 2,4GHz - 120Mbps
Jenis-jenis perangkat Wireless LAN :
Access Point
Biasa disebut dengan Hotspot yang berfungsi seperti hub dimana akan menghubungkan bermacam perangkat wireless yang terhubung dengan perangkat tersebut. Bermacam perngkat Access point memiliki konfigurasi administrator yang berbeda-beda sesuai dengan produsennya masing-masing dengan tingkat keamanan yang dapat diatur sesuai dengan kehendak administrator jaringan yang bersangkutan seperti menambahkan enkripsi WEP dan semacamnya untuk keamanan jaringan.
Wireless Card PCI
- Kebanyakan perangkat W-LAN 802.11 punya spesifikasi yang sama, karena perusahaan pembuatnya sama.
- Perbedaan yang menyolok berada di software pengendalinya.
- W-LAN Outdoor – dipakai untuk menghubungkan perangkat yang ada di luar ruangan, mengikuti standar 802.16
- W-LAN Indoor – dipakai untuk menghubungkan perangkat yang ada di dalam ruangan, mengikuti standar 802.11